Friday, February 20, 2015

Buat Agus, Dari Naya



Kamu menarik bintang itu satu per satu. Entah dengan cara apa, mereka mau meninggalkan orbit untuk jatuh ke pangkuanmu. Pendar mereka seperti bara panas, namun tak menyakiti kulitku saat engkau mengutipkannya satu-satu ke belakang telingaku, ke atas jari manisku, tersisip masuk dalam kantong kananku.

Kamu memandangku seraya bertanya 'apa kamu suka?' Aku membalas dengan senyuman, karena kamu tau aku paling tak bisa berkata jika di dekatmu. Menatapmu lama pun aku tak bisa, tidak tanpa merona.

Bintang-bintang itu kini membisikan kisah rindu mereka akan rumah lama mereka. Di tengah langit gelap, disekitar putaran planet tempat tinggal dewa-dewi yang tak dikenal. Malam-malam tertentu, mereka akan menyenandungkan lagu sendu sambil tenggelam dalam bayangan andromeda. Percaya atau tidak, isakan mereka terdengar seperti lagu rinduku padamu.

Jadi, jangan marah bila saat kau melihatku lagi, bintang-bintang itu tak lagi tersisip di belakang telingaku, berpendar cantik diatas jari manisku, atau bersembunyi di dalam kantong kananku. Aku memulangkan mereka, seperti aku ingin selalu pulang ke pelukanmu.

Selamat malam gugusan bintang favoritku. Mari bertemu di titik mimpi.

No comments:

Post a Comment