Wednesday, March 18, 2015
Tentang Penulis dan Pujangga
Hari ini seorang penulis jatuh cinta dengan seorang pujangga. Sang pujangga makan dari torehan luka hatinya. Sedangkan penulis hidup dari imajinasi akan cinta dalam komedi manis.
Setiap kali keduanya membaca, yang satu tersakiti sementara yang lain tertolak. Entah untuk berapa lama, keduanya hanya diam takut menjadi bahan karangan di kemudian hari.
Pena-pena pun bersikeras mengeringkan tiap tetesan tinta darah kehidupan mereka. Walau itu artinya akhir dari nafas mereka, namun demi bertemunya Si Penulis dan Sang Pujangga, relalah mereka terbuang ke tong sampah. Berharap kedua pemilik mereka akan bertemu di toko pena, saling menatap dan akhirnya memberanikan diri untuk menyapa.
Tapi di toko pena, Si Penulis hanya menatap sengit Sang Pujangga. Walau hatinya berdetak keras, dan pipinya merekah merah secerah senja di langit hari itu, tapi Si Penulis mempertahankan egonya dengan mendengus tanpa membalas senyuman Sang Pujangga yang berusaha menarik perhatiannya.
Keduanya pun pulang dengan tulisan-tulisan baru. Tentang rasa yang harus dilupakan, dan cinta yang jadi bahan celaan.
PS: Ditulis tanpa berenang dalam perasaan. Agar membantu Si Penulis untuk tetap tenang walau sebenarnya ingin menulis kisah pembunuhan pada perasaan-perasaan yang tak pada tempatnya. Cih.
Sunday, March 15, 2015
Soal Ditolak
Seperti menarik pelatuk
setiap pilihan yang ku buat
Sedangkan kau
biarkan peluru itu mengendap
biar dalam biar sakit
kau tetap tutup mulut
biar waktu tunjukkan karat
dan ku harap kau mati
kena tetanus
setiap pilihan yang ku buat
Sedangkan kau
biarkan peluru itu mengendap
biar dalam biar sakit
kau tetap tutup mulut
biar waktu tunjukkan karat
dan ku harap kau mati
kena tetanus
Friday, February 20, 2015
Buat Agus, Dari Naya
Kamu memandangku seraya bertanya 'apa kamu suka?' Aku membalas dengan senyuman, karena kamu tau aku paling tak bisa berkata jika di dekatmu. Menatapmu lama pun aku tak bisa, tidak tanpa merona.
Bintang-bintang itu kini membisikan kisah rindu mereka akan rumah lama mereka. Di tengah langit gelap, disekitar putaran planet tempat tinggal dewa-dewi yang tak dikenal. Malam-malam tertentu, mereka akan menyenandungkan lagu sendu sambil tenggelam dalam bayangan andromeda. Percaya atau tidak, isakan mereka terdengar seperti lagu rinduku padamu.
Jadi, jangan marah bila saat kau melihatku lagi, bintang-bintang itu tak lagi tersisip di belakang telingaku, berpendar cantik diatas jari manisku, atau bersembunyi di dalam kantong kananku. Aku memulangkan mereka, seperti aku ingin selalu pulang ke pelukanmu.
Selamat malam gugusan bintang favoritku. Mari bertemu di titik mimpi.
Wednesday, January 28, 2015
Catatan Jomblo: Tukang Cetak Mainan
Gini, waktu kamu PDKT, kamu berusaha mengenal setiap lekuk karakter 'calon' kamu. Nggak jarang perasaan juga ikut nyampur disana. Pasti lah! Orang kerjaan tiap menit adalah mengobservasi makhluk itu, mikirin cocok nggak-nya kalian. Tentu semakin lama, hati kamu bakal semakin pengen nempel ke dia. Kamu kayak lem kaca, dia mainan yang mau kamu peluk.
Semakin lama kamu berdiam mengerubungi dia, kaya lem kaca, kamu bakal mengering. Bentuk kamu akan berubah ngikutin bentuk dia, keinginan kamu akan persis dengan keinginan dia. Dan ini jadi masalah saat yang dia inginkan bukanlah kamu.
Sebuah tangan lain, tangan alien, tangan dari luar antariksamu, akan pelan-pelan ngelotokin semua bagian kamu yang nempel ke dia. Sakit awalnya, terakhirnya kosong. Kopong karena yang selama ini kamu ikuti, yang selama ini kamu jadikan inti hatimu udah hilang.
Alasan kamu untuk membentuk diri pun nggak ada artinya. Sekarang kamu mikir, gimana caranya ngilangin bentuk ini dan kembali ke bentuk awalmu? Karena sekarang rasanya itu nggak mungkin.
Friday, December 26, 2014
To Relish Us
Update me
On you
On how it is living
without me
Write it nameless
I'll imagine that
it's about me
us
Then I can sleep
dreaming that you
too
dream of us
Friday, December 19, 2014
7/30: Surat Ngidam Coklat
Aku suka kamu seminggu dalam sebulan.
Saat bajuku menandakan pelebaran tubuh walau hanya beberapa centimeter. Saat hatiku penuh rasa sayang yang lebih panjang dari Jalan Kasih Ibu. Saat tempratur tubuhku melonjak beberapa derajat dari hari-hari biasanya. Di 7 hari itu aku merasa lebih wanita dari hari-hari yang lain, dan kamu adalah salah satu alasan kenapa aku merasa seperti itu.
Mereka bilang, wanita lebih kuat menahan sakit dari pada pria. Ini ditunjukan dari senyuman mereka saat menahan tusukan menstruasi, atau dari tawa mereka selepas banjir peluh karena melahirkan. Tapi sejujurnya, kami kuat karena kamu.
Karena kamu mampu melelehkan rasa yang lalu turun ke hati. Karena kamu berani di kotakkan, di parut, bahkan di patah-patahkan demi kebahagiaan. Kamu tau, seharusnya bijimu bisa di kubur, dan bertumbuh hijau dan hidup. Tapi kamu merelakan di gerus, di potong-potong, di sublimkan menjadi benda yang lain. Benda yang bisa aku kangenin seminggu dalam sebulan.
Makasih ya, Cok. Kamu bikin aku waras, 7 per 30 hari.
Dari Karir untuk Leslie
Leslie, hentikan ini, gadis bodoh!
Kamu gila, ya? Dari semua cowok yang pernah singgah ke pikiran kamu, cuma yang satu ini yang berhasil mengusik kamu. Lebih dari jam-jam makan siang, tapi sampai mengantar kamu ke rebahan bantal, lalu membangunkanmu bersama matahari pagi.
Kamu inget kan, kalau kamu nggak suka kelamaan masuk kabut asmara? Kamu bahkan sempet sakit gara-gara mikirin dia! Dia bukan jenis cowok yang seharusnya bisa melakukan ini ke kamu. Kamu nggak suka cowok plin-plan. Kamu nggak suka cowok yang perasa. Kamu nggak suka cowok dengan siklus tubuh nggak keurus kaya dia. Dia bukan tipe kamu, tapi kenapa kamu bisa-bisanya terbawa suasana dan jadi mikirin dia terus?
Kamu belum hilang akal sehat, kan? Kita kan udah janji buat nggak mudah terbawa kata-kata manis. Ya, dia paling jago membual dan memutar balikan fakta lewat kalimat-kalimat minyakannya itu. Sesekali dia tampil jujur, tapi itu juga saat kalian nggak bertatap wajah! Kamu nggak pernah liat dia benar-benar menunjukan rasa sukanya ke kamu. Kamu nggak tau apa yang sebenernya dia pikirin tentang kamu.
Kamu tau kan banyak cowok yang lebih baik dari dia? Kamu tau kan kalau kamu bisa punya pilihan lain? Tapi kalau dipikiranmu itu cuma ada pacar imajinermu itu, saat pria lain datang dan menunjukan hatinya ke kamu, apakah kamu akan menyadarinya? Menyadari bahwa ada pilihan yang lebih baik?
Kamu nggak kesepian, atau di kejar waktu. Kamu bisa mengambil option apa aja. Jadi, option apa yang mau kamu pilih? Dengan dia, kamu akan menikah dalam 2 tahun, punya anak, dan mungkin kerja bareng sama dia. Kalian bisa jadi tim yang baik. Dan kamu bilang, toh, kalian suka hal-hal yang sama. Tapi… kalian punya mimpi yang sama nggak? Ah, aku lupa kalau kamu belum benar-benar yakin akan mimpi kamu sendiri.
Susah, ya? Aku disini mau mendukung kamu, Les. Aku melontarkan semua kontradiksi ini juga demi kamu. Jika kamu beneran akan jatuh hati sama dia, dan bukan sama aku, setidaknya aku tidak mau gugur tanpa bertarung. Aku nggak bisa bilang kalau aku pilihan yang lebih baik dari pada dia. Tapi kamu udah kenal aku lebih lama. Kita udah menata hidup bersama. Lama sebelum dia menerobos ruang meeting dan menyita semua perhatianmu.
Aku cuma ingin kamu berpikir jernih terutama soal cinta-cintaan ini, lalu bandingkan dengan sejuta hal lain yang bisa kamu selesaikan jika kamu tidak jatuh cinta. Itu saja. Aku hanya bisa menitip pesan lewat huruf-huruf digital. Kata-kataku pun tak bisa mengembang di udara, masuk ke telingamu, apalagi menghancurkan patung-patung berwajah pria itu di ruang imajinermu.
Leslie, akan tiba waktunya kamu harus memilih antara aku atau cowok. Nggak harus dia, pria lain pun termaksud. Saat waktu itu tiba, aku mau kamu yakin dengan pilihanmu. Alangkah baiknya jika cowok itu akan tetap mengijinkan kita bersahabat. Tapi, itu pun semua terserah kamu. Toh aku hanya kutukan buat kaum Adam, dan dambaan kaum Hawa feminis.
Subscribe to:
Posts (Atom)